BAB III
KONSEP PEMBUATAN
A. Konsep Umum Pembuatan Produk
Pembuatan produk merupakan salah satu proses pembuatan yang dilakukan untuk membuat produk menjadi bentuk suatu komponen/produk. Dibawah ini konsep-konsep yang dapat dilakukan dalam pembuatan produk,
yaitu :
1. Prinsip Pengubahan Bentuk Bahan
Umumnya bentuk awal suatu bahan adalah batangan (ingot) yang diperoleh sebagai hasil proses pengolahan bijih logam. Bijih logam dicairkan menggunakan temperatur tinggi, kemudian bijih logam cair dituangkan dalam cetakan logam atau grafit menghasilkan ingot dengan ukuran tertentu sehingga mudah dibentuk dalam proses selanjutnya. Proses untuk mengubah bentuk logam atau bahan lain adalah sebagai berikut ;
a. Proses pengecoran
Pada proses pengecoran, bahan mengalami perubahan bentuk dari cair menjadi produk jadi atau setengah jadi. Produk yang dihasilkan ada yang bisa langsung digunakan namun ada juga produk yang belum memenuhi syarat untuk digunakan. Persyaratan tersebut ditinjau dari segi dimensi atau penyelesaian permukaan, oleh karena itu diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
b. Proses penempaan
Proses penempaan merupakan proses pembentukan bahan dengan cara memberikan tekanan / pukulan pada bahan hingga dicapai dimensi yang diinginkan. Bahan mengalami perubahan bentuk dari bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Tekanan / pukulan tersebut diberikan setelah bahan tersebut dipanaskan. Semua logam yang dapat diremas pada suhu dibawah titik lumernya dapat ditempa.
c. Proses penarikan dan penekanan
Proses ini dilakukan dengan memberikan tarikan dan tekanan terhadap benda kerja hingga didapat dimensi yang diinginkan.
d. Proses penumbukan
Proses penumbukan adalah pemberian tekanan terhadap bahan dengan kecepatan tertentu.
e. Proses pembengkokan
Pembengkokan merupakan suatu pengerjaan dimana bahannya diubah bentuknya dengan tetap. Pembengkokan terjadi karena sisi luar dari benda meregang dan sisi dalam benda melantak. Hal ini hanya dapat terjadi kalau bahannya cukup plastis (kenyal), bahan-bahan dengan regangan yang rendah tidak dapat dibengkokkan atau hanya dapat sedikit saja dibengkokkan dalam keadaan dingin. Pengerjaan pembengkokan dapat dipermudah dengan memanaskan bahan, pemanasan bahan pada saat pembengkokan akan mencegah terjadinya keretakan atau patah pada bahan.
f. Proses pengguntingan
Dalam proses pengguntingan untuk memperoleh bidang irisan yang selicin-licinnya, pisau-pisau dari sebuah gunting harus saling bergeseran dengan tegangan pendahuluan yang kecil.
g. Proses pemotongan nyala
Proses pemotongan nyala ialah pemotongan logam dengan nyala api yang diperoleh dengan pembakaran gas yang dapat terbakar. Nyala api biasanya diperoleh dari pembakaran gas karbit yang menghasilkan suhu nyala api ± 23000 C.
h. Proses elektro – hidrolik
Pembentukan elektro hidrolik adalah proses dengan laju energi tinggi, dimana produk dibentuk secara sangat cepat pada tekanan tinggi.
i. Proses magnetic
Pembentukan magnetic adalah proses dengan laju energi tinggi, dimana produk dibentuk secara sangat cepat pada tekanan tinggi.
j. Proses elektro
Untuk proses pembentukan elektro, bahan mula bukanlah benda hasil coran. Produk yang dibentuk secara elektro terjadi karena deposisi elektrolitik dari logam pada pola yang bersifat konduktif. Logam mengendap dari larutan elektrolit dan batang logam murni merupakan anodanya. Proses ini digunakan untuk alat atau suku cadang dengan kepresisian plastik.
k. Proses pencetakan plastik
Proses pencetakan plastik, benda bahan mula bukanlah benda hasil coran. Produk dibentuk / dicetak pada saat bahan berbentuk cair, sehingga bentuknya sesuai dengan pola setakan. Plastik dicetak dibawah pengaruh panas dengan atau tanpa tekanan.
2. Prinsip Pengurangan Bahan
Dalam proses pembuatan produk, tentunya bahan yang akan diproses akan mengalami proses pengurangan bahan dimana pengurangan tersebut berpengaruh pada hasil alat yang diinginkan.
Pengurangan bahan dapat dilakukan dengan cara :
a. Penggerindaan
b. Pengeboran
c. Pengikiran
d. Pengguntingan
e. Pemotongan
(B.H. Amsted, dkk 1985:4)
3. Prinsip Pelapisan
Untuk menghasilkan benda yang memiliki permukaan licin, datar dan bagus serta untuk menghasilkan lapisan pelindung, dapat dilakukan berbagai proses penyelesaian sebagai berikut :
a. Pengecatan
b. Pelapisan listrik (elektro plating)
c. Pelapisan semprot logam
d. Pelapisan fosfat (Parkerizing)
e. Anodisasi
f. Seradisasi
Dalam kelompok ini terdapat proses yang hampir-hampir tidak mengubah dimensi khususnya hanya menyelesaikan permukaan. Proses lain seperti menggerinda, menghilangkan logam akan menghasilkan benda dengan dimensi yang diinginkan sekaligus menghasilkan penyelesaian permukaan yang baik. Dalam proses seperti kolter, lap dan polis, permukaan dihaluskan dan goresan-goresan dihilangkan sehingga dapat dikatakan hampir-hampir tidak ada perubahan dimensi. Super “finish” adalah suatu cara penyelesaian permukan dengan menghilangkan geram-geram. Pelapisan dan proses sejenisnya ditujukan untuk menghasilkan permukaan yang tahan korosi atau permukaan yang lebih halus dan tidak mengubah dimensi.
(Rachmad,Soeprapto, 1994 : 1)
4. Prinsip Penyambungan
Produk yang terdiri dari dua atau lebih bagian memerlukan suatu proses penyambungan. Penyambungan tersebut meliputi :
a. Pengelasan
Pada proses pengelasan, bagian logam dijadikan satu dengan cara mencairkan kedua logam tersebut. Pada proses ini diperlukan panas dengan atau tanpa tekanan.
b. Penyambungan dengan baut
Penyambungan menggunakan baut biasanya dilakukan pada dua atau lebih bagian dengan tujuan agar mudah dibongkar pasang.
c. Solder.
Menyolder adalah menyambung logam-logam baik yang sejenis atau tidak dengan suatu logam penyambung (solder), dengan titik lumer yang lebih rendah dari pada logam-logam yang disambungnya. Sebagai aturan umum berlaku bahwa lapisan solder yang tipis lebih kuat dari pada lapisan solder yang tebal, sehingga bagian-bagian yang disolder dapat saling merapat dengan baik.
d. Mematri.
Solder dan mematri adalah dua proses sejenis, diantara kedua potongan logam ditambahkan logam dalam keadaan cair dengan bantuan panas untuk mencairkan bahan tambah.
e. Sinter.
Proses sinter adalah suatu proses penyambungan dua atau lebih bagian benda dengan cara mengikat partikel kedua logam dengan cara pemanasan.
f. Pengelingan.
Pengelingan merupakan proses penyambungan menggunakan paku keling yang ditanam pada dua bagian yang disambung. Pengelingan biasanya dilakukan pada plat dan sejenisnya. Pengelingan biasanya digunakan bila penerapannya benar-benar lebih menguntungkan dibanding sambungan lainnya. Pada sambungan keling terdapat kerugian besar yaitu bagian-bagian yang akan disambungkan selalu menjadi lemah oleh adanya lubang-lubang pakunya, selain dari pada itu tegangan pada sisa pematang bahan tidak terbagi rata.
g. Perekatan dengan lem.
Perekatan dengan lem menggunakan perekat dalam bentuk serbuk, cairan, bahan padat dan pita. Perekatan ini banyak digunakan untuk menyambung logam, kayu, gelas, kain atau plastic. Hasil dari perekatan lem ini tidak teralu kuat.
(Ambyar, dkk 2008 : 381)
5. Prinsip Pengubahan Sifat Fisis Bahan
Ada beberapa proses yang mengubah sifat fisis bahan dengan cara pemanasan pada suhu tinggi atau dengan penarikan dan pembebanan bahan secara berulang-ulang.
Proses yang dapat mengubah sifat fisis bahan adalah :
a. Perlakuan panas
b. Pengerjaan panas
c. Pengerjaan dingin
d. Benturan peluru (shot peening)
Perlakuan panas mencakup berbagai proses yang menghasilkan perubahan sifat dan struktur logam. Meskipun pengerjaan panas dan pengerjaan dingin terutama dimaksudkan untuk mengubah bentuk logam, namun proses-proses tersebut besar pengaruhnya terhadap struktur dan sifat logam. Shot peening terutama menyangkut suhu cadang yang bentuknya kecil, seperti per dan ditujukan untuk meningkatkan daya tahan terhadap fatik (kelelahan)
B. Konsep Pembuatan Casing
Berdasarkan konsep diatas maka pembuatan bagian – bagian dari casing pada mesin pemecah dan pemisah kulit biji jarak adalah sebagai berikut:
1. Proses pengurangan bahan
a. Pemotongan
Pada proses pembuatan casing dilakukan proses pemotongan bahan guna memperoleh ukuran yang sesuai dengan panjang bahan yang diharapkan. Dalam pemotongan plat casing di kerjakan dengan menggunakan mesin guillotine dan dilanjutkan dengan menggunakan gunting.
b. Pengeboran
Pada pembuatan casing, pengeboran dilakukan untuk pembuatan lubang pada bagian tepi casing untuk penyambungan atau perangkaian casing dengan proses paembautan dan pengelingan menggunakan rifet. Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja di lakukan pelukisan sesuai dengan gambar. pengeboran ini dilakukan dengan menggunakan mesin bor tangan.
c. Pengikiran.
Penggikiran dilakukan untuk meratakan hasil pemotongan ataupun untuk mengikis permukaan dalam jumlah kecil. Pengikiran dilakukan menggunakan kikir segiempat dan kikit lingkaran karena bidang yang dikikir bidang rata, bidang lengkung ataupun lingkaran.
2. Proses penyambungan
Proses penyambungan dalam pembuatan casing ini dilakukan dengan cara :
d. Las titik
Proses penyambungan dengan las titik dilakukan dalam penyambungan casing khususnya pada block machine.
e. Pengelingan
Pengelingan merupakan suatu proses penyambungan yang mana dalam konsep pembuatan casing pengelingan dilakukan pada proses perangkaian. Pengelingan ini dilakukan dengan menggunakan alat gun blind rivet. Pada plat 0,6 rivet countersink dilakukan dengan cara dimpling.
f. Pembautan
Pembautan merupakan suatu proses penyambungan yang mana dalam konsep perakitan pembautan dilakukan dalam proses pemasangan .casing terhadap rangka.
3. Konsep Perakitan
Pada konsep perakitan yaitu setelah semua peralatan yang dibuat sesuai gambar kerja selesai maka langkah selanjutnya merakit semua alat yang dibuat menjadi satu. Pada proses perakitan dapat diketahui kesalahan-kesalahan misalnya ukuranya tidak pas, ukuranya kebesaran atau kekecilan, benda kerja tidak siku dan lain sebagainya. Tujuannya agar proses perakitan benda kerja masih bisa diperbaiki jika terjadi kesalahan.
- Konsep Finishing
Pada konsep finishing yaitu proses penyelesaian permukaan di mana proses ini adalah salah satu langkah yang sangat menentukan baik tidaknya penampakan luar dari suatu bahan atau produk dengan tujuan agar terlihat tampak lebih indah dan menarik. Pada proses finishing dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pengamplasan dan pengecatan.
C. Gambaran Produk Yang Akan Dibuat
Gambar 40. Corong inlet biji jarak
Gambar 41. Casing rangka utama
Gambar 42. Block gear
Gambar 43. Block machine
Gambar 44. Penadah tengah
Gambar 45. Tutup lepas mesin
Gambar 46. Outlet kulit biji jarak
Gambar 47. Outlet daging biji jarak
Gambar 48. Mesin Pemecah dan Pemisah Kulit Biji Jarak
2. Cara Kerja Mesin
Ketika saklar power pada motor posisi ON maka arus akan masuk dan menggerakkan motor. Puli pada motor akan menggerakkan poros dengan perantara sabuk yang terhubung dari otor ke poros. Pada ujung poros yang lain dihubungkan ke puli poros pemisah dengan diameter puli yang lebih besar sehingga menghasilkan putaran yang tidak terlalu besar tetapi mempunyai tenaga yang lebih. Putaran pada poros pemisah dihubungkan dengan poros penggiling yang kedua buah porosnya dihubungkan oleh roda gigi sehingga mendapatkan putaran yang berbalik arah.
Langkah proses penggilingan dimulai dari memasukkan biji jarak pada corong pemasukan biji bagian atas mesin. Biji yang sudah masuk akan di pecahkan oleh gilingan dua buah poros penggiling yang kemudian jatuh di poros pemisah antara kulit biji dan isi dari biji jarak tersebut. Setelah itu kulit dan biji akan dipisahkan oleh kawat penyaring sehingga kulit dan biji tidak tercampur.
No comments:
Post a Comment