Sunday, June 5, 2011

FOLLOW

follow please just klik and klik
klik klik klik

FOLLOW

follow please just klik and klik

ABSTRAK PROSES PEMBUATAN CASINGPADA MESIN PEMECAH DAN PEMISAH BIJI JARAK


PROSES PEMBUATAN CASINGPADA MESIN PEMECAH
DAN PEMISAH BIJI JARAK

Oleh:
DIEBY PERDHANA YUDHA SANJAYA
06508131035

ABSTRAK
Proses pembuatan casing pada mesin pemecah dan pemisah biji jarak bertujuan untuk mengetahui proses pembuatannya, mengetahui peralatan yang digunakan serta menentukan langkah kerja yang digunakan dalam pembuatan casing mulai dari proses desain gambar, pemotongan, sampai pembentukan serta proses perakitan sehingga modifikasi bentuk dari casing tidak mengubah fungsi dari bagian itu sendiri, dan meningkatkan nilai estetika casing pada mesin pemecah dan pemisah biji jarak.
Metode proses pembuatan casing pada mesin pemecah dan pemisah biji jarak meliputi : 1). memeriksa dan mengecek gambar  kerja serta menentukan bahan yang akan digunakan, 2). penentuan alat dan mesin yang akan digunakan, 3). proses pembuatan casing 4). perakitan antara bagian satu dengan yang lain menggunakan paku keling/rivet dan sambungan baut. Tahap pembuatan casing ini meliputi: proses pemotongan bahan, proses penekukan bahan, dan proses perakitan benda kerja. Mesin dan alat yang digunakan dalam pembuatan casing meliputi: mesin potong, gunting tangan, mesin tekuk, mesin roll, bor tangan, kikir, penggaris, penitik, dan lain – lain.
            Dari hasil yang dicapai dari keseluruhan proses yang meliputi perancangan, pembuatan dan pengujian terhadap casing mesin pemecah dan pemisah biji jarak, dapat disimpulkan bahwa : 1). bahan yang digunakan adalah pelat eyser dengan ketebalan 0.6 mm dengan ukuran casing inlet part A biji jarak dengan ukuran 410 mm x 255 mm x 0,6 mm ,casing inlet biji jarak part B dengan ukuran 255 mmx 255 mm x 0,6 mm, casing rangka dengan ukuran 1280 mm x 1090 mm x 0,6 mm, block gear dengan ukuran 520 mm x 290 mm x 0,6 mm, block machine part A dengan ukuran 820 mm x 620 mm x 0,6 mm, block machine part B dengan ukuran 400 mm x 120 mm x 0,6 mm, penadah tengah dengan ukuran 740 mm x 512 mm x 0,6 mm, tutup lepas mesin dengan ukuran 420 mm x 420 mm x 0,6 mm, outlet daging biji jarak dengan ukuran 420 mm x 150 mm x 0,6 mm, outlet kulit biji jarak dengan ukuran 435 mm x 410 mm x 0,6 mm  2). alat yang digunakan dalam proses pembuatan adalah mesin potong, gunting tangan, mesin tekuk, bor tangan, kikir, penggaris, penitik, penggores, mistar siku, mistar gulung dan lain – lain,  3). proses pembuatan casing meliputi: penggambaran/pengukuran, pemotongan, serta pengujian ( dimensi, fungsi dan kinerja), 4). Proses perakitan casing mesin pemecah dan pemisah biji jarak menggunakan paku keling/rivet, sambungan las, dan sambungan baut. Saat dilakukan pengujian casing berfungsi dengan baik, tidak mengalami getaran yang cukup tinggi, dan tidak mengganggu bagian lain.


palu hammer beserta definisinya dan rombongannya


1.                                                                                 Palu
Palu adalah alat pemukul yang terbuat dari baja yang kedua ujungnya dikeraskan, ukuran palu pada umumnya ditentukan oleh beratnya, ukuran palu umummnya antara 4 ons sampai 3 pound atau 0,3 sampai 1.4 kg. Jenis palu dapat dibagi menjadi dua, yaitu palu keras dan palu lunak.
a.       Palu keras
Jenis palu keras yang umum dipakai pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin yaitu palu konde (ball peen hummer) yang fungsinya untuk membentuk lengkungan atau pengelingan, serta palu pen searah (straight  peen hummer) yang fungsinya untuk meratakan sambungan pada pekerjaan plat, serta merapatkan sudut-sudut yang yang letaknya searah.
b.      Palu lunak
Disebut palu lunak karena permukaan kepala palu terbuat dari bahan lunak, seperti plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam dan kulit. Palu lunak biasanya digunakan sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda kerja pada mesin frais, skrap, dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan, di samping itu juga banyak digunakan pada kerja plat dan pipa.

wow

Saturday, June 4, 2011

Daptar adsense ditolak aliasa di baned

huft dah bikin email banyak pe pusing kepala nie ngrasainnya ternyata masih aja di tolak entahlah bagaimana caranya dapet tu lisensi,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,klo ada yang tau share donk,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Friday, June 3, 2011

Thursday, June 2, 2011

koneksi lemah silahkan kirim email ke customer care

kita sering kali mengalami koneksi lemah dan yang paling menyebalkan lagi koneksi sama sekali tidak dapat diakses sama sekali, banyak penyedia jasa di enternet dari program peningkat performa sampai cara2 masuk kedalam software computer guna mempercepat koneksi namun pengalaman saya semua itu sepertinya tidak membantu
jalan yang sering saya tempuh yaitu complain ke customer service atas ketidaknyamanan itu, biasanya dengan komplain pihak penyedia jasa akan memberikan penyelesaian masalah dan jika terjadi hal yang sama maka penyedia jasa akan berusaha meningkatkan sinyal di daerah anda

semoga informasi ini berguna

contoh RPP mikro yang salah pengerjaannya(mikro itu waktunya menit bukan jam)


Nama Sekolah              : SMK MUHAMADIYAH 2 BOROBUDUR
Mata Pelajaran             :  Fabrikasi 1
Kelas/Semester            : A/2
Pertemuan ke               : 1
Alokasi Waktu              : 1 x 60 Menit (1 x30 menit jika  hanya simulasi)
Standard Kompetensi  : Pengelasan las busur.
Kompetensi dasar        : Mengetahui prosedur pengelasan las busur
Indikator                      : Melakukan pengelasan las busur dengan posisi sesuai                                                            standar operasional.
Model Pembelajaran    : Cooperative Learning teknik pengelasan las busur
A.    Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan peserta didik mampu:
1.     Dapat melakukan pengelasan las busur dengan posisi sesuai standar operasional.
2.     Melakukan tindakan keselamatan kerja pada pengelasan las busur semua posisi.
3.     Memahami tindakan pengamanan dan keselamatan kerja secara spesifik ketika menggunakan peralatan las busur metal.
B. Materi Pembelajaran
1.     Dasar teori las busur
2.     Pembentukan busur listrik
3.     Proses menyalakan busur listrik
4.     Proses pengelasan busur listrik
5.     Kesehatan dan Keselamatan kerja
C. Metode Pembelajaran
Pada dasarnya Proses Pembelajaran adalah SCL ( student center learning) yaitu dengan menggunakan metode cooperative learning teknik jigsaw.  Dalam aplikasi model tersebut terdapat beberapa variasi  cara dalam menyampaikan materi yang akan di ajarkan. Cara penyampaiannya adalah sebagai berikut:
1.     Ceramah
2.     Pengamatan
3.     Tanya Jawab
4.     Diskusi

D. Alat/Bahan/Sumber Belajar
            Alat/bahan/sumber belajar dalam metode pembelajaran ini beraneka ragam sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Alat/bahan yang digunakan juga disesuaikan dengan ketersediaan peralatan itu sendiri. Akan tetapi secara umum adalah sebagai berikut:
1.     Modul
2.     Contoh-contoh hasil pengelasan
3.     Laptop.
4.     LCD.
5.     Papan tulis dan perlengkapannya

E. Setting Ruangan Kelas
Setting kelas dapat dikembangkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing guru, setting yang sesuai akan membantu memaksimalkan proses pembelajaran. Sebagai contoh ruangan kelas dapat di setting seperti berikut:
Kelas sebelum disetting
                                                Guru membagi kelompok sesuai dengan materi
Donut: 1                                               
Setting kelas menurut Metode Jigsaw
                                                           Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran








 

Setting kelas saat Presentasi
r                                               evaluasi pembelajaran dengan presentasi








 


F. Penilaian Hasil Belajar
1.  Prosedur Penilaian :
a. Penilaian Proses Belajar  : Penilaian dititik beratkan pada tahapan setiap proses pembelajaran. Bagaimana siswa menyelesaikan masalah. kerjasama/cooperative siswa dalam menyelesaikan materi.
b. Penilaian Hasil Belajar : Penilaian dititik beratkan pada hasil akhir dan ketepatan siswa atau kelompok dalam menyimpulkan suatu masalah dari guru. Kemampuan siswa dalam penguasaan materi, dalam penyampaian presentasi maupun secara individu.
2. Jenis dan bentuk Tes :
a. Tes Lisan
b. Tes Tulis
                  contoh soal tes :
1.     Jelaskan yang dimaksud dengan root gap dan apa fungsinya ?
2.     Berapa arus yang digunakan untuk melakukan las penembusan (root
pass) ?
3.     Berapa arus yang digunakan untuk las pengisian ( filler pass) ?
4.     Apa yang disebut under slug?
3. Kriteria Penilaian: Syarat Lulus minimal nilai siswa : 7,00

G. Langkah – langkah dalam menyelanggarakan proses pembelajaran dengan model  Teknik Jigsaw
Proses pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw dalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Peranan guru dibutuhkan sebagi fasilitator dalam menyampaikan materi. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah dari proses pembelajaran secara detail yaitu sebagai berikut:

1.     Persiapan Bahan dan Media Pembelajaran
-       Mempersiapkan materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw.
-       Pembagian materi dengan porsi yang jelas, setiap kelompoknya (karena siswa dibagi menjadi beberapa kelompok).
-       Menyiapkan media pembelajaran (jika diperlukan) dengan tujuan memudahkan proses  pembelajaran serta mendapatkan hasil maksimal dari proses tersebut.

2.     Tahap Proses Pembelajaran
Pada tahap proses pembelajaran tugas dan fungsi guru dapat diuraikan menjadi 3 bagian yaitu:
-       Pendahuluan          : Berkaitan penjelasan global tentang materi pembelajaran
-       Penyajian               : Pada tahap penyajian, guru menjadi fasilitator yang aktif.  
  Guru membagi siswa dalam kelompok. Setiap siswa siswa berkelompok untuk mendiskusikan materi secara cooperative dan  mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer pada siswa lain.

-       Penutup                 : Guru harus mereview dan menyimpulkan hasil diskusi,
agar persepsi siswa sama. Guru memberikan permasalahan sesuai dengan materi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penyerapan materi.

LAS BUSUR LISTRIK
Dasar Teori
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.
Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
Pembentukan Busur Listrik
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
1. kawat inti
2. selubung elektroda
3. busur listrik
4. pemindahan logam
5. gas pelindung
6. terak
7. kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las.
Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.
Proses penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
MenyalaKan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek, hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.
b. Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk.
c. Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi.
Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.
Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit seperti pada gambar di bawah ini :
Alat dan Bahan
  1. Mesin las listrik
  2. Palu las
  3. Tang
  4. Tang penjepit
  5. Elektroda
  6. Kacamata las listrik
  7. Mistar baja
  8. Penyiku
  9. Stopwatch
  10. Sarung tangan
  11. Sikat besi


Persiapan
a. Sebelum pekerjaan dimulai, menyiapkan dan memeriksa alat utamanya dan semua peralatan bantunya.
b. Memakai alat-alat pelindung yang sudah disediakan yaitu kacamata las listrik.
c. Menyiapkan benda kerja dan elektrodanya.
d. Memasang elektroda pada penjepitnya dan memasang penjepit benda kerja pada benda kerja (bisa pada meja kerjanya). Memperhatikan sebelum mesin las dihidupkan, letak dari penjepit elektroda jangan sampai menempel penjepit logam atau logam induknya.
e. Mengatur besarnya arus dengan memutar handel pada mesin las, dengan memperhatikan besarnya diameter elektroda, sesuai dengan tabel yang sudah ada.
Cara Kerja
(1) Latihan menyalakan busur listrik dan membuat rigi-rigi las serta mengatur panjang busur (jarak antara ujung elektroda ke benda kerja).
a. Bila panjang busur tepat (kurang lebih garis tengah elektroda) dan kecepatan pengelasan yang tepat maka akan menghasilkan bunyi mendesis yang tetap dan halus (tidak meledak-ledak) dengan lebar jalur las sebesar kurang lebih dua kali garis tengah elektroda, karena cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.
Hasilnya rigi-rigi las yang halus dan baik, tembusan las yang baik, dan terak halus dan mengkilat.
b. Bila busur terlalu panjang, maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola (percikan-percikan kecil) dari cairan elektroda.
Hasilnya rigi-rigi las kasar, tembusan las dangkal (melebar), dan percikan teraknya kasar.
c. Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, kalau terjadi kontak butiran logam cair yang menyambung elektroda dan logam induknya maka akan terjadi hubungan singkat dan busur akan mati, sehingga elektroda akan menempel kuat pada benda kerja.
(2) Posisi Elektroda
Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus yang biasanya dengan mesin las konvensional maka posisi elektroda terhadap benda kerja berdasarkan eksperimen dan pengalaman yang paling baik hasilnya adalah yang sebagai berikut :
a. Posisi elektroda bersudut 70° -80° dengan arah memanjang las dan bersudut 90° arah melintang las.
b. Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. memutar arah kanan maupun kiri dengan diameter yang relatif kecil.
c. Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu digerakkan searah dengan sumbunya secara kontinyu pula.
(3) Gerakan Elektroda.
Gerakan-gerakan elektroda pada pengelasan ada dua cara yaitu :
a. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.
b. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.
Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak (panjang busur) agar tetap, hal tersebut disebabkan karena busur pada ujungnya mencair terus menerus sehingga mengalami pemendekan.
c. Gerakan ayunan elektroda.
Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.



(4) Pengaruh kecepatan elektroda.
Kecepatan menggerakkan elektroda harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus.
a. Jika elektroda digerakkan terlalu lambat akan didapatkan jalur yang lebar, kasar dan kuat tetapi dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).
b. Jika elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal karena kurangnya waktu pemanasan bahan dasar dan kurangnya waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar.
c. Jika kecepatan geraknya elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik.
Kesehatan dan keselamatan kerja
a. Arus Listrik
Bekerja dengan menggunakan energi listrik kita tidak perlu takut tetapi jangan sembrono. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian :
1. Harus dijaga agar jangan sampai terjadi korslet (hubungan singkat) arus listrik, hindarkan agar kabel tidak terluka oleh benda tajam atau api, jauhkan penjepit elektroda dari logam lain, sambung-sambungan dan terminal-terminal kabel harus benar-benar kuat.
2. Bahaya terkena sengatan arus listrik oleh alat las relatif kecil karena tegangan yang dihasilkan cukup rendah (pada alat ini 30-78 volt).
b. Nyala Busur Listrik
Busur listrik yang terjadi akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga logam yang dilas akan mencair dengan cepat pada bagian yang terkena busur listrik.


Yang perlu diperhatikan adalah :
1. Busur listrik akan disertai percikan-percikan api yang dapat melukai kulit.
2. Busur listrik akan juga mengeluarkan sinar ultraviolet dan infra merah
denga intensitas yang cukup tinggi.
Kedua sinar tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan kulit jika lama-lama terkena langsung. Akibat dari radiasi kedua sinar tersebut adalah mata akan pedih dan akan mengeluarkan air mata, jika lebih lanjut mata akan rusak bahkan akan terjadi iritasi dan kebutaan. Dengan demikian memakai pelindung mata adalah keharusan.

c. Gas atau Asap Pengelasan
Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus ini akan dihasilkan asap atau gas yang cukup banyak. Asap tersebut berfungsi untuk melindungi logam cair terhadap oksidasi oksigen dari udara. Gas atau asap tersebut jika dihirup dalam waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah. Oleh sebab itu harus ada pelindung terhadap gas tersebut untuk mengusir gas tersebut dari ruang pengelasan yang tertutup dengan blower.